top of page
Olahraga

Denis Law dan Memorinya di Lapangan Hijau

Meniti jalan sepakbola dengan sepatu bekas dari tetangga. Berkali-kali memecahkan rekor transfer hingga jadi kunci trio Trinitas United.

12 Februari 2025
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Memorabilia mendiang Denis Law yang dijuluki "King of Stretford End" oleh fans Manchester United. (manutd.com).

Diperbarui: 20 Feb

Memorabilia mendiang Denis Law yang dijuluki "King of Stretford End" oleh fans Manchester United. (manutd.com).


STADION Old Trafford Selasa (11/2/2025) siang lalu dikerumui ribuan suporter Manchester United yang tertiba serempak bertepuk tangan begitu iring-iringan mobil jenazah mendiang Denis Law datang. Mobil berhenti sejenak di depan Patung Trinitas United –di muka pintu masuk utama stadion– untuk memberi kesempatan ribuan fans memberi penghormatan terakhir pada sang legenda. 


Mobil jenazahnya berhias karangan bunga yang membentuk nama dan nomor punggungnya, “Law 10”, di kaca jendela sisi kiri sementara bendera Skotlandia terpampang di jendela belakang. Bendera setengah tiang lalu dikibarkan di stadion sebelum konvoi mobil jenazah itu berlalu lagi diiringi lagu kebangsaan Skotlandia, “Flower of Scotland”, menuju Katedral Manchester untuk upacara pemakaman pukul 2 siang. 


Denis Law adalah salah satu bintang terbesar tim “Setan Merah”. Sebelum wafat pada 17 Januari 2025 di usia 84 tahun , ia dikabarkan menderita alzheimer dan demensia vaskular. Ia jadi anggota Trinitas United terakhir yang berpulang menyusul mendiang George Best yang wafat pada 25 November dan Sir Bobby Charlton pada 21 Oktober 2023. 


Tidak hanya skuad Manchester United musim ini yang hadir, sejumlah bintang legendaris pun ikut datang memberikan penghormatan terakhir. Selain eks-pelatih Sir Alex Ferguson, ada Bryan Robson, Ruud van Nistelrooy, Gary Neville, Paul Scholes, dan Wayne Rooney yang memecahkan rekor gol Denis Law dalam sejarah klub. Mantan bintang-bintang klub rival juga tampak hadir, di antaranya Kenny Dalglish (Liverpool) serta Mike Summerbee dan Joe Corrigan (Manchester City). 


“Menempatkan Denis di pantheon dalam jajaran (pesepakbola) terbaik sebelumnya jadi sebuah tantangan tapi segalanya menjadi lebih mudah berkat (legenda Brasil) Pelé. Dia pernah ditanya apakah ada pemain asal Britania Raya yang akan pantas masuk di tim Brasil, ia jawab ‘Denis Law’,” ujar Sir Alex, dikutip Daily Mail, Selasa (11/2/2025). 

Patung Trinitas United dengan karangan bunga tanda duka untuk Denis Law. (manutd.com).
Patung Trinitas United dengan karangan bunga tanda duka untuk Denis Law. (manutd.com).

Dari Kado Sepatu Bekas ke Panggung Dunia

Seperti halnya Pelé di Brasil, sepakbola jadi jalan keluar Denis Law dari kemiskinan. Lahir di Aberdeen, Skotlandia pada 24 Februari 1940 sebagai anak bontot dari tujuh bersaudara, Law kecil hidup dalam kondisi di bawah garis kemiskinan. Keluarganya tinggal di flat sederhana Printfield Terrace di area Woodside. Sepakbola juga bukan permainan yang diajarkan sang ayah, George Law. Sang ayah yang veteran Perang Dunia II lebih sibuk melaut sebagai nelayan pukat guna menafkahi dan ibunya, Robina, yang ibu rumah tangga dan anak-anak mereka. 


“Di rumah biasanya kami satu kasur bisa bertiga (dengan kakak-kakak). Ayah saya selalu di laut sehingga saya tak pernah mengenal lebih tentang dia karena saya sudah pergi dari rumah di usia 15 tahun. Lucunya saya selalu berpikir dia pemabuk karena saban Sabtu selalu ke pub dan setiap hari Minggu hanya tidur. Dan ia tidak begitu peduli dengan sepakbola,” kenang Law dalam wawancaranya dengan The Scotsman, 2 September 2011. 

Pada usia remaja Denis Law sudah menembus skuad Huddersfield Town. (premierleague.com).
Pada usia remaja Denis Law sudah menembus skuad Huddersfield Town. (premierleague.com).

Menurut James McCarthy dalam Manchester United: Born Winners, Law kecil bermain sepakbola dengan teman-teman sebayanya tanpa sepatu. Sepatu sepakbola pertamanya baru didapatkan sebagai kado ulang tahun ke-12 dari seorang tetangganya. Itupun sepatu bekas. 


Obsesinya terhadap sepakbola muncul karena ia fanatik mendukung Aberdeen (FC). Ia menolak bersekolah Aberdeen Grammar School karena hanya ada kegiatan rugby di sana. Ia kemudian memilih Powis Academy. Kendati kondisi matanya di masa kecil juling, Law tetap mampu menunjukkan performa menjanjikan baik saat bermain di posisi bek sayap maupun gelandang sayap kiri hingga ia terpilih masuk skuad timnas pelajar Skotlandia U-18 alias Scotland Schoolboys. 


Postur Law memang kecil dibanding para penyerang sebayanya. Tetapi jalan hidup yang dirintisnya mengantarkannya pada sebuah undangan uji coba dari klub Inggris Huddersfield Town di usia 14 tahun. 


“Anak itu aneh. Tak pernah saya melihat prospek sepakbola yang begitu rendah seperti dia; dia lemah, (posturnya) kecil, berkacamata pula,” kata manajer klub (Andrew Beattie) dikutip McCarthy. 

Denis Law bersama Manchester City (kiri) dan Torino FC. (premierleague.com/gentlemanultras.com).
Denis Law bersama Manchester City (kiri) dan Torino FC. (premierleague.com/gentlemanultras.com).

Tapi lebih aneh, manajemen klub tetap merekrutnya pada 3 April 1955. Klub pula yang membiayai operasi matanya agar ia punya kepercayaan diri lebih tinggi. Namun debutnya sebagai pemain profesional baru diberikan ketika Huddersfield melawan Notts County di Second Division Football League pada 24 Desember 1956.


Meski awalnya diremehkan, perlahan tapi pasti Law berhasil memberi bukti lewat sumbangan gol-golnya. Hingga musim 1959-1960, ia mencatatkan 16 gol dalam 81 penampilannya bersama The Terriers.


“(Pelatih Manchester United) Matt Busby sedianya sudah memberi penawaran 10 ribu poundsterling (sekira Rp6,4 miliar kurs 2024) untuk Law pada 1957 tapi ditolak klub. Huddersfield baru melepasnya pada Maret 1960 untuk tawaran Manchester City dengan fee senilai 55 ribu pounds (sekira Rp62,3 miliar kurs 2024),” tambahnya. 


Walau Law memecahkan rekor transfer pemain Inggris Raya saat itu, musim pertamanya bersama The Citizens tak berjalan lancar meski gol-golnya memastikan rival sekota Manchester United itu selamat dari zona degradasi musim 1960-1961. Di akhir musim, City tergoda tawaran klub Italia, Torino FC, sebesar 110 ribu pounds (sekira Rp630 miliar kurs 2024) yang kembali memecahkan rekor transfer sepakbola Inggris. 


Sayangnya, Law gagal beradaptasi dengan sepakbola Italia. Bukan hanya soal gaya permainan ultra-defensif catenaccio tapi juga sistem dan kultur penggajian pemain saat itu. Law bahkan sampai terlibat serangkaian pertikaian dengan allenatore Beniamino Santos hingga minta dipulangkan ke Inggris. 


“Bahkan Torino baru mengizinkan Law bermain di timnas Skotlandia (di kualifikasi Piala Dunia 1962) setelah federasi sepakbola Skotlandia memberi uang jaminan sebesar 100 ribu pounds,” ungkap Richard Gordon dalam Scotland ‘74: A World Cup Story.

Masa kejayaan Denis Law bersama Manchester United yang mendatangkan award Ballon d'Or. (manutd.com).
Masa kejayaan Denis Law bersama Manchester United yang mendatangkan award Ballon d'Or. (manutd.com).

Setelahnya, Law menolak kembali ke Torino. Manchester United lalu “menyelamatkannya” dengan menebus ongkos transfer yang lagi-lagi memecahkan rekor dalam sepakbola Inggris, 115 ribu pounds, yang kesepakatannya terjadi pada 10 Juli 1962. Setelah lama menginginkannya, pelatih legendaris Matt Busby akhirnya mendapatkan talenta Law untuk membangun kembali skuadnya pasca-Tragedi Munich 1958.


Namun, pada 1966 Law dianggap mulai “ngelunjak” lantaran minta kenaikan gaji. Law bahkan mengancam akan angkat kaki jika tuntutannya tak terpenuhi. 

“Tidak ada pemain yang boleh mengancam klub ini dengan tebusan apapun, tidak ada satupun,” cetus Busby meradang, dikutip McCarthy.


Namun, Busby akhirnya minta maaf secara tertulis. Dia memberikan deal kenaikan gaji di bawah meja agar tak memicu kecemburuan para pemain lainnya. 


Law akhitnya mampu memantaskan dirinya di atas lapangan hijau. Bersama penyintas Tragedi Munich 1958, Bobby Charlton dan George Best yang direkrut sejak 1961, Manchester United yang sebelumnya bertulangpunggungkan “The Busby Babes” kini mengandalkan trio maut (Trinitas United): Best-Law-Charlton. Hasilnya kemudian adalah trofi European Cup (kini UEFA Champions League) 1968. Manchester United jadi klub Inggris pertama yang meraih titel turnamen paling top di Benua Biru tersebut. 


Tetapi, setelah itu Law mulai terkendala cedera lutut kambuhan. Tak ayal Manchester United melepasnya ke klub sekota dan Law comeback ke Manchester city pada musim 1973-1974 sebelum akhirnya gantung sepatu. 

Laga terakhir Denis Law bersama Timnas Skotlandia melawan Zaire di Piala Dunia 1974. (scottishfa.co.uk).
Laga terakhir Denis Law bersama Timnas Skotlandia melawan Zaire di Piala Dunia 1974. (scottishfa.co.uk).

Masa jayanya menjadi bagian Trinitas United sepanjang 1962-1973 membuahkan dua titel liga di musim 1964-1965 dan 1966-1967, lalu trofi FA Cup 1962-1963, dan trofi European Cup musim 1967-1968. Total Law membukukan 309 penampilan dengan 171 gol, membuatnya masih tercatat sebagai pencetak gol tersubur ketiga klub di bawah Wayne Rooney (2004-2017) dengan 183 gol dan Sir Bobby Charlton (1956-1973) dengan 199 gol. Law juga jadi satu-satunya pemain asal Skotlandia yang pernah meraih anugerah pemain terbaik dunia, Ballon d’Or, pada 1964. 


Bersama timnas Skotlandia, Law turut dalam skuad Piala Dunia 1974 meski tak jadi tumpuan utama di lini depan akibat cederanya. Ia hanya tampil di laga perdana penyisihan Grup 2 kontra Zaire dan tak bisa tampil saat Skotlandia menantang Brasil dan Yugoslavia. Maka laga kontra Zaire itupun jadi laga terakhirnya berseragam The Tartan Army (1958-1974) dengan total 55 caps dan 30 gol. Walau begitu, ada kepuasan batin dalam diri Law yang kerap mengalahkan Inggris dalam enam kali raihan juara turnamen antartim Britania Raya, British Home Championship di era 1960-an hingga awal 1970-an. 


“Dia mencintai Skotlandia dan sangat senang ketika mengalahkan Inggris. Pernah satu kali dalam laga melawan Inggris, ia melawan Nobby Stiles dan Nobby Stiles memujanya,” tandas Sir Alex.


Farewell, Denis Law!*

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating

TULISAN LAINNYA

bg-gray.jpg

...

...

KEGIATAN

bottom of page