top of page
Militer

Ketika Kapten Toni Mrlak "Ditumbalkan" dalam Perang Kemerdekaan Slovenia

Pilot AU Yugoslavia yang menyeberang ke Slovenia dengan menerbangkan helikopter milik AU Yugoslavia. Ditembak jatuh rekan-rekannya sendiri.

3 Juni 2021
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Ilustrasi Kapten Toni Mrlak (kiri) bersama rekan-rekannya di depan Heli Gazelle No. 664 (Betaria Sarulina/Historia)

Kapten Udara Toni Merlak, komandan Squadron Helikopter Gazelle AU Yugoslavia di Brnik, Ljubljana, Slovenia, segera menghentikan laju helikopter Gazelle SA 341 yang dipilotinya begitu mencapai Distrik Potrčeva. Helikopter AU Yugoslavia bernomor seri 664 itu pun melayang di atas flat-flat penduduk pada 27 Juni 1991 malam itu. Toni segera melambaikan tangannya begitu ibu mertuanya sudah terlihat keluar ke balkon dari flatnya di lantai delapan. Lambaian itu dibalas lambaian tangan oleh mertuanya.


Menyapa anggota keluarga sesaat dari udara merupakan hal biasa yang dilakukan Toni ketika terbang di atas Potrčeva.


“Toni selalu terbang agar kami bisa mendengarnya dan kami semua lari ke balkon,” kata Dragica Potočnjak, aktris sekaligus penulis yang merupakan ipar Toni, sebagaimana dikutip jurnalis Patricia Malicev dalam “Why did Toni Mrlak have to Die?” yang dimuat di www.old.delo.si.


Malam itu, Toni mendapat tugas mengantar roti ke barak militer Vrhnika. Toni nekat menjalankan misi tersebut. Selain helinya tidak dipersenjatai, barak Vrhnika dikelilingi wilayah kantong-kantong pertahanan pasukan perjuangan kemerdekaan Slovenia. Padahal, 27 Juni itu merupakan hari pertama Perang 10 Hari atau Perang Kemerdekaan Slovenia.


Perang 10 Hari merupakan buntut dari konflik politik panjang di Yugoslavia pasca-kematian Presiden Joseph Bros Tito pada 1980. Warga Negara bagian Slovenia, yang merasa bahasa serta kebudayaannya lebih dekat dengan orang Astro-Hungaria ketimbang Serbia, menuntut perluasan otonomi kepada pemerintah federal. Namun tuntutan itu justru terbentur dengan kepentingan pemerintah federal yang –dimayoritasi etnis Serbia–berupaya memperkuat Yugoslavia dengan meningkatkan sentralisasi.


Stabilitas politik kian buruk setelah gagasan “Yugoslavia baru” dikeluarkan Pemimpin Komunis Serbia Slobodan Milosevic pada 1987. Milosevic ingin meningkatkan dan mengukuhkan dominasi Serbia dan Montenegro, yang kemudian diwujudkannya setelah terpilih menjadi presiden Republik SOsialis Serbia pada 1989. Beberapa kebijakan yang diambilnya kemudian meningkatkan ketegangan di antara negara bagian di Yugoslavia. Antara lain, memasukkan kembali para serdadu TO –merupakan pasukan teritorial yang berada di bawah pemerintahan negara bagian; pasukan ini dibentuk Tito untuk menghadapi invasi Uni Soviet selepas Yugo keluar dari Blok Timur – langsung ke bawah komando Tentara Nasional Rakyat Yugoslavia (JNA), mencopot perwira lapangan non-Serbia atau Montenegro, dan menggambil alih gudang-gudang senjata Slovenia, Kroasia, dan Bosnia-Herzegovina.  


Pemerintah Negara Bagian Slovenia akhirnya memilih merdeka dari Yugoslavia pada 23 Desember 1990.


“Perlu ditekankan bahwa orang Slovenia mendukung gagasan negara Slovenia merdeka hanya ketika kehidupan di Yugoslavia menjadi tak tertahankan. Ini pertama dan terutama karena kondisi ekonomi yang buruk, tetapi juga karena, selain dari rencana tidak realistis perdana menteri terakhir Yugoslavia dan oposisi Serbia yang enerjik terhadap konsep federasi asimetris, tidak ada alternatif lain yang terlihat,” tulis buku yng dieditori Oto Luthar, The Land Between: A History of Slovenia.


Tiga bulan kemudian, 8 Maret 1991, Parlemen Slovenia mengesahkan konstitusi yang membuat dinas militer di JNA tidak lagi wajib bagi warga negara Slovenia, memungkinkan warga Slovenia untuk melakukan dinas militer di Slovenia. Tindakan itu juga memungkinkan untuk layanan alternatif. Sehubungan dengan itu, Presiden Milan Kucan bersama Menhan Janes Jansa dan Panglima militer Mayjen Janez Slapar membentuk National Defense Maneuvering Structure (MSNZ) yang kelak menjadi Tentara Nasional Slovenia.


“Tujuan serupa, tetapi secara eksklusif defensif ditandai dengan pembentukan markas pertahanan dan kelompok koordinasi, yang pada pertengahan 1991 secara efektif mengatur tindakan pertahanan teritorial dan pasukan polisi dalam semua keterlibatan mereka dengan JNA. Saat-saat paling tidak stabil (misalnya, penangkapan Kepala Markas Besar Pertahanan Teritorial Regional atau blokade pusat perekrutan pertahanan teritorial Slovenia) memuncak dengan pemutusan pasokan listrik dan air serta tawaran negosiasi yang tak terelakkan,” tulis sejarawan Nigel Thomas dan K. Mikulan dalam The Yugoslav Wars (1): Slovenia & Croatia 1991-95.


Sebelum kemerdekaan diproklamirkan, para personil TO Slovenia maupun JNA asal Slovenia mulai membuat gerakan bawah tanah untuk “menyeberang”. Selain memindahkan senjata dari gudang-gudang senjata di Slovenia, para personel militer asal Slovenia merancang pelarian dan penyelundupan bermacam senjata milik JNA ke Slovenia. Langkah berikutnya, para personil TO Slovenia, yang dipayungi Distrik Militer 5 di Zagreb (Kroasia), enggan mengabdi pada JNA.


Toni merupakan salah satu personel yang sejak jauh hari memikirkan untuk “menyeberang” dari JNA ke militer Slovenia. Selama berhari-hari dalam rentang hampir setahun, dia intensif mendiskusikan rencana itu sekaligus rencana melarikan heli-heli Gazelle di bawah komandonya ke Slovenia.


“Pada musim semi 1991, Jelko Kacin, asisten menteri pertahanan, dan Komandan Departemen Helikopter Militer Gazelle Toni Mrlak mulai mendiskusikan cara-cara yang mungkin untuk mendapatkan Gazelle ini ke Slovenia,” tulis Boris M. Gombac dalam “On the Other Hand”: Parent’s Committee for the Protection and Return of Slovene Soldiers at Slovene Independence 1991.


Kendati kemudian Toni ketahuan berkomplot sehingga dia selalu diawasi Dinas Keamanan AD dan posisinya digantikan Letkol Miko Stamenkovic, upayanya melarikan Gazelle terus dipikirkannya hingga ketika markas mereka dipindah dari Brnik ke Sentvid pada 24 Juni 1991. Toni menjalaninya di tengah tugas rutin sebagai pilot AU Yugoslavia.


Toni akhirnya menemukan tempat aman di Slovenia yang berada dalam kendali TO untuk melarikan Gazelle, di sebuah padang rumput milik August Koprivnikar kawan ayah Toni. Di sana terdapat sebuah pohon ek amat besar yang dapat menyembunyikan heli. Dengan jaminan dari pamannya, El Rijavec, di padang itu pula akan didatangkan traktor yang akan digunakan untuk melarikan Gazelle ke tempat aman.


Setelah titik didapat, komplotan menyusun rencana penerbangan dan orang-orang yang mengawakinya. Pada 24 Juni 1991 Toni memerintahkan teknisi radio Josip Wolf untuk menetapkan frekuensi rahasia (122,05 MHz) di tiga heli Gazelle (nomor seri 660, 664, dan 718) yang hanya diketahui oleh para personel yang akan melakukan penerbangan ke TO Slovenia. Penerbangan ditetapkan pada 27 Juni. Toni bersama teknisi Bojance Sibinovski di Gazelle nomor 664 dan sahabat Toni, Joze Kalan, bersama teknisi Bogomir Sustar di Gazelle 660.


Pada 27 Juni, Toni ditugaskan menerbangkan Kepala Staf Umum Garnisun ke-14/Ljubljana Jenderal Marjan Vidmar melakukan pengintaian udara. Setelah berkeliling antara lain ke Goriska, Gorenjska, Jazersko, Ljubel, dan Primorska mereka mendarat sekira pukul enam sore. Toni kemudian mengatakan pada komandannya, Stamenkovic, bahwa dia sudah memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan JNA sehingga mulai saat itu dia tak akan terbang lagi bersama AU Yugoslavia.


Toni lalu ke kantin mengobrol dengan Letnan Ljuboir Sandevski, membahas rencana penghentian kerjasama mereka dengan AU Yugoslavia. Saat sedang mengobrol itulah Stamenkovic datang. Toni diperintahkan membeli roti ke toko roti Kodeljevo dan mengangkutnya ke barak Vrhnika. Toni menyambut tugas itu dengan antusias. Dia melihat kesempatan emas untuk melarikan Gazelle ke Slovenia.


Pukul 19 kurang, Toni terbang ke Kodeljevo ditemani Sibinovski. Setelah memuat rotinya ke dalam heli, pukul 19.16 Toni menerbangkan Gazelle-nya dari Kodeljevo ke Vodmat, kemudian ke Potrčeva. Di atas Potrčeva, Toni menghentikan laju heli untuk memberi salam pada mertua dan saudara-saudaranya. Toni mendapat balasan lambaian tangan dari ibu mertuanya.


Namun, pemberhentian sementara Toni malam itu tak didengar oleh Dragica Potocncak, akrtis sekaligus penulis yang merupakan adik ipar Toni, dan suaminya yang tinggal sekira tiga rumah dari flat mertua Toni. Padahal, tiga hari sebelumnya, suami Dragica, Igor Koršič, menasehati Toni bahwa sudah saatnya sang kapten meninggalkan JNA.


“Kami berada di rumah bersama keluarga saat itu – dan anehnya, kami tidak mendengar Toni. Belakangan, saya bertanya-tanya. Dia tidak mendarat seperti biasanya. Kali ini tidak begitu. Dia tidak mendekati rumah kami,” kata Dragica, dikutip Patricia Malicev dalam “Why did Toni Mrlak have to Die?” yang dimuat di www.old.delo.si.


Setelah menyapa mertuanya, Toni kembali melanjutkan penerbangannya. Dia menuju Bohoričeva, lalu berbelok ke arah stasiun keretaapi di persimpangan jalan Njegoseva, dan terbang lurus di atas rel melewati gedung tinggi Delo lalu menuju Rozna dolina melewati kolam renang Illyria.


Di darat, para prajurit Brigade Khusus Moris pimpinan Anton Krkovic, unit khusus anti-pesawt Slovenia yang berada langsung di bawah komando Menhan Janez Jansa, telah bersiap di Menara TR3 dan di dataran tinggi antara dua blok di Prežihova. Mereka sejak beberapa hari telah mengetahui perintah yang ditandatangani Jenderal Slapar, yang berisi perintah tembak semua helikopter AU Yugoslavia di manapun berada. Perintah itu diperinci Krkovic dengan “Perintah Rahasia” beberapa jam sebelum Toni melakukan penerbangannya, yang berisi agar menembak jatuh Gazelle di atas Rose Valley.


Di udara, Toni tidak mengetahui larangan terbang itu. Dia terus menerbangkan helinya menuju barak Vrhnika.


Begitu heli Toni melintas menuju Rozna donila, tepatnya di antara kolam renang Illyria dan sebuah gereja ortodok, para prajurit Krkovic menembakkan misil jinjing Strela 2M mereka. Misil pertama, yang ditembakkan sekira dua menit sejak Toni terbang, gagal mengenai sasaran. Misil kedua berhasil menengai ekor Gazelle 664 pada pukul 19.19 waktu setempat. Gazelle itu jatuh di persimpangan Cesta-Rozna dolina-Cesta III, tak jauh dari kantor Konsulat Austria. Toni dan Sibinovski tewas tak lama kemudian.


Kendati dipendam cukup lama dari sejarah Slovenia, nama Toni akhirnya dipulihkan secara berangsur. Pada 1994, sebuah monumen didirikan di tempat jatuhnya Gazelle 664.


“Sangat sulit untuk melihat orang menepuk dada mereka ketika Anda tahu Anda seharusnya tidak melakukannya. Di sisi lain, penderitaan bagi orang yang mereka cintai, yang disebabkan oleh sikap keras kepala orang lain. Dan pada saat yang sama menyaksikan ‘runtuhnya’ negara, di mana mereka yang paling menepuk dada yang bertanggung jawab. Pejuang kemerdekaan Slovenia terbesar mengobarkan perang dari bunker. Mereka yang berada di darat menyelamatkan kulit Slovenia. Mereka bilang sejarah sedang dipalsukan dan dicuri… Itu benar! Terlalu banyak aksi pertempuran, yang mulai saya eksplorasi lebih detail, berbeda dengan apa yang tertulis tentangnya. Ini luar biasa!” kata Dragica.


“Slovenia di tahun 2017, sayangnya, masih menyisakan diri sebagai negeri yang tak menghargai peran para pejuang kemerdekaan Slovenia, meski mereka berjasa dalam membangun fondasinya. Dalam pendiskreditan, struktur sayap kiri tidak memperhatikan cara yang digunakan, yang  dapat diganjar hukuman penjara dan pentuntutan di pengadilan. Pahlawan Kemerdekaan Slovenia, Jenderal Krkovic, khusus dalam kasus Toni Mrlak, yang jelas merupakan korban dari upaya pendiskreditan, dengan bantuan media mainstream ingin menodai namanya dan sepenuhnya mengaburkan perannya dalam kemerdekaan,” demikian bunyi artikel berjudul “Scandal: The Slovenian Left is Working Hard to Rehabilitate YLA Pilot Mrlak” yang dimuat di , 23 Juni 2017

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating

TULISAN LAINNYA

bg-gray.jpg

...

...

KEGIATAN

bottom of page