top of page
Premium

Sehidup Semati Bersama Nasi

Dulu, beras bukanlah makanan pokok. Rakyat lebih memilih sumber pangan yang lebih murah dan menjual beras yang mereka hasilkan.

Oleh :
24 Juli 2017
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Beras. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

  • Aryono
  • 24 Jul 2017
  • 2 menit membaca

SEKETIKA melintas empat ekor burung: perkutut, puter, derkuku merah, dan merpati hitam tunggangan Bhatara Sri. Lima anak Raja Makukuhan memburu dan berhasil menembak dengan ketapel. Jatuhlah tembolok burung-burung itu yang berisi biji berwarna putih, kuning, merah, dan hitam. Karena baunya wangi semerbak, kelima anak raja memakan biji berwarna kuning sampai habis dan hanya menyisakan kulitnya.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani wixdev.historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

TULISAN LAINNYA

bg-gray.jpg

Pelopor Seni Lukis Modern Indonesia

Menempuh pendidikan seni di Eropa dan melukis dengan dispilin ala Barat, Raden Saleh dikenal sebagai pelopor seni lukis modern Indonesia.

bg-gray.jpg

Prokasih Berjalan Tertatih

Sunga-sungai tercemar oleh limbah industri. Pemerintah menggulirkan Program Kali Bersih. Melibatkan pemerintah daerah dan menuntut tanggung jawab perusahaan.

bg-gray.jpg

Sinse di Tambang Timah

Katolik di Bangka diawali oleh seorang sinse Tionghoa yang melayani para pekerja tambang timah dari Tiongkok.

KEGIATAN

bottom of page