- Darma Ismayanto
- 30 Agu 2023
- 7 menit membaca
JAKARTA di tahun 1964. Seorang remaja lelaki asal Solo, Jawa Tengah, begitu terpukau menyaksikan pertunjukan wayang orang Panca Murti. Sosok Bima yang gagah dan Panakawan yang lucu nan bersahaja membenam di benaknya. Sejak itu, setiap akhir pekan atau libur sekolah, dia hanya menginginkan satu hal: nonton wayang orang.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani wixdev.historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.