Orang Belanda di Hindia Belanda tidur siang setelah makan siang. Menghindari panasnya sinar matahari.

Merintis fondasi pariwisata dari utara hingga ke selatan. Memantik kebanggaan akan kuliner asli “Negeri Laskar Pelangi”.

Tak hanya orang Sunda. Orang Banyuwangi juga memiliki tradisi angklung yang menjadi simbol musik rakyat yang progresif.

Bersumber dari kesenian tradisional namun adaptif dengan tren musik terkini.

Dianggap "kopi gagal", biji kopi ini justru berharga mahal dan memiliki rasa lebih nendang.

Proses pencarian identitas etnis dan kultural. Membawa kepentingan politik dan komodifikasi wisata.

Upaya tolak bala dan ucap syukur suku Osing. Kenduri massal di depan rumah dengan hidangan khas Tumpeng Sewu.

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, ritual adat digelar tanpa kemeriahan. Berharap pagebluk hilang.

Penguasa terbesar Blambangan membangun keratonnya di pedalaman. Kini puing-puingnya masih bisa dijumpai.

Dari Sulawesi, orang Mandar berlayar ke ujung timur Pulau Jawa. Membentuk Kampung Mandar yang menjadi titik penting pelayaran di masa lalu.

Bermula dari ritual sederhana. Dirayakan meriah sejak pembangunan pelabuhan Pancer.

Tarian Jaranan Buto mengambil bentuk raksasa sebagai model. Berasal dari akulturasi Mataram dan kesenian asli Banyuwangi.

Dari kisah cinta tragis yang berakhir bahagia ini konon nama Banyuwangi berasal. Di baliknya ada makna penyucian diri.

Tradisi lokal dan Islam bertemu. Menghasilkan ritual tahunan yang unik dan tetap terjaga.

Sebuah kesenian tradisional berkali-kali mengalami alih-rupa. Tergantung lakon dan perspektif yang diangkat.