top of page
...

Bahasa Belanda Gatot Subroto Di India

_

Oleh :
...
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

DI Bandar Udara Kemayoran, sejumlah petinggi negara berkumpul. Tampak di antara mereka Menteri Keamanan Nasional/Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Abdul Haris Nasution, yang berbincang dengan wakilnya Letnan Jenderal Gatot Subroto. Selain Nasution, turut mendampingi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Surjadi Suryadarma bersama Gubernur DKI Jakarta Soemarmo dan Panglima Kodam V Jaya Kolonel Umar Wirahadiusumah. Duta Besar India dan Myanmar beserta atase militer masing-masing pun tampak mengiringi. Mereka hendak mengantar rombongan misi Angkatan Darat bertolak ke India dan Myanmar.


“Misi ADRI ke India dan Birma untuk persahabatan dan meninjau objek militer,” demikian diwartakan Harian Patriot, 19 April 1960.


Pada 16 April 1960, pesawat Air India membawa rombongan misi Angkatan Darat (AD) yang dipimpin oleh Gatot Subroto. Gatot didampingi sejumlah perwira menengah, antara lain Kolonel Moersjid (Asisten II KASAD), Kolonel Surono (Wakil Gubernur Akademi Militer Nasional), Kolonel Cdm dr. Suyoto (Dinas Kesehatan AD), dan Mayor Nurmanly Aman (Paban Asisten I KASAD sebagai penerjemah), Letkol Soemitro (Wakil Komandan Pusat Infantri), serta Kapten CPM Soedibjo yang bertindak selaku ajudan Gatot Subroto.


Menurut berita Patriot, kunjungan ke India dilakukan dalam rangka memenuhi undangan Kepala Staf Angkatan Darat India dan Myanmar. Semula undangan ditujukan kepada Jenderal Nasution. Namun, karena kesibukannya, Nasution mendelegasikan undangan itu kepada Gatot Subroto. Kunjungan misi AD itu dilakukan ke India lebih dulu kemudian Myanmar, yang seluruh rangkaian perjalananannya memakan waktu tiga minggu.


Selain India dan Myanmar, menurut Soemitro dalam otobiografinya, misi AD juga mengunjungi Thailand. Di India, pada saat itu, perdana menterinya adalah Pandit Jawaharlal Nehru dan kepala Staf Angkatan Bersenjata Gabungan dijabat oleh Jenderal Kodendera Subayya Thimayya. Sementara itu, Duta Besar Indonesia adalah Mayor Jenderal Abdul Kadir dan atase militer Letkol Wahab Makmur.


Setibanya rombongan di New Delhi, terjadilah insiden. Semua anggota delegasi, mulai dari Moersjid hingga ajudan, pergi keluar hotel. Mereka jalan-jalan berburu suvenir gelang keroncong India. Sementara itu, Gatot Subroto tinggal sendirian di kamar suite hotel. Moersjid dan rekan-rekannya baru kembali menjelang malam. Saat itulah mereka berkumpul di kamar Gatot untuk makan malam bersama.


“Yang paling duluan masuk adalah Mas Yoto (dr). Maka dialah yang menerima lebih dahulu 'semprotan' Pak Gatot,” kenang Soemitro dalam otobiografinya Soemitro: Dari Pangdam Mulawarman sampai Pangkopkamtib yang ditulis Ramadhan K.H.


Gatot Subroto yang dikenal sangar itu menyambut anak buahnya dengan penuh rasa jengkel. Yang bikin Gatot berang, karena telepon hotel berkali-kali berdering. Suyoto yang datang duluan jadi tumbal omelan sang jenderal. Dalam bahasa Belanda, Gatot Subroto meluapkan amarahnya.


Waar zijn jullie allemaal? Ik zie geen enkele hond hier. Weten jullie niet dat jouw Bapak helemaal geen Engels spreekt? Niemand nemt de telefoon op,” yang artinya, “Di mana kalian semua? Saya tidak melihat satu anjing pun di sini. Apa kalian tidak tahu, Bapakmu tidak bisa bahasa Inggris?” bentak Gatot.


Soemitro dan yang lainnya, kecuali Suyoto, hanya bisa menunggu di luar kamar. Mereka baru masuk setelah kemarahan Gatot mereda. Soemitro bahkan sempat meledek Suyoto.

“Makanya, jangan ngolor-ngolor, masuk saja mendahului kami,” ejek Soemitro berbisik.


Keesokan hari, rombongan misi AD diterima Perdana Menteri Nehru. Dari New Delhi, rombongan misi AD menjelejahi seluruh India untuk meninjau objek-objek militer di negeri itu. Mereka mengunjungi sekolah staf, industri persenjataan, hingga kesatuan-kesatuan pasukan di India. Dari Mayor Sunarso, perwira Indonesia yang sedang tugas pendidikan di Staf College Wellington, diketahui bahwa pendidikan staf di India menganut sistem Anglo-Saxon (Inggris). Di India, pendidikan akademi dipusatkan dulu di Akademi Militer kemudian baru ke angkatan masing-masing.


“Inilah inspirasi Pak Gatot untuk menyatukan pendidikan di AKABRI. Di senior Officers Courses (pangkat komandan batalion) titik berat adalah mendiskusikan pengalaman sehingga banyak memakai zandbak dan peta (doktrin sendiri),” terang Soemitro.


Hampir semua perwira yang mendampingi Gatot Subroto dalam misi militer ke India di kemudian hari menjadi perwira tinggi dan berkedudukan penting dalam TNI. Moersjid mencapai pangkat mayor jenderal namun dipensiunkan dini ketika terjadi peralihan kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto. Nurmanly Aman juga mencapai mayor jenderal dan sempat menjadi duta besar Indonesia di Turki (1977—1980).


Sebagian lainnya bahkan mencapat pangkat jenderal bintang empat. Soemitro mencapai jenderal dan dikenal sebagai panglima Kopkamtib (Pangkopkamtib) di masa awal Orde Baru. Tapi, Soemitro tak lama jadi jenderal penuh karena pensiun setelah peristiwa Malari 1974. Surono barangkali yang paling mulus karier militernya. Setelah sempat menjabat KASAD sebentar pada 1973, Surono kemudian menjadi wakil panglima ABRI 1974—1978. Dan setelahnya, Surono dua kali menjadi menteri, yaitu Menko Kesra (1978—1983) dan Menkopolkam (1983—1988).


Sementara itu, Suyoto, yang diomeli Gatot Subroto di India, namanya diabadikan menjadi nama rumahsakit, yaitu Rumah Sakit dr. Suyoto pada 2006. Dalam situs resminya disebutkan, “Almarhum dr. Suyoto adalah seorang dokter ahli bedah tulang berpangkat Mayor Jenderal (Purn.) yang merupakan tokoh yang berperhatian besar terhadap penyandang cacat di lingkungan TNI. Kini, rumahsakit yang berlokasi di Jl. Veteran, Bintaro, Jakarta Selatan itu bersalin nama menjadi Rumah Sakit Pusat Pertahanan Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Soedirman. Adapun Gatot Subroto, namanya telah lebih dahulu diabadikan sebagai jalan protokol yang membentang sepanjang 7 km dari Pancoran, Jakarta Selatan hingga Tanah Abang, Jakarta Pusat.*

Kommentare

Mit 0 von 5 Sternen bewertet.
Noch keine Ratings

Rating hinzufügen

TULISAN LAINNYA

bg-gray.jpg

...

...

KEGIATAN

bottom of page