top of page
Politik

Kejenakaan Haji Agus Salim

Kenangan lucu tentang Haji Agus Salim dari orang-orang yang mengenalnya secara dekat.

Oleh :
2 April 2020
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Haji Agus Salim di tengah sahabat. (Wikimedia Commons).

DIKENAL sebagai seorang intelektual dan diplomat handal, tidak menjadikan Haji Agus Salim melulu berurusan dengan hal-hal serius. Bahkan bisa dikatakan keseharian mantan menteri luar negeri Republik Indonesia itu sejak mudanya memang selalu dipenuhi kisah-kisah jenaka.


Almarhumah Bibsy Soenharjo (Siti Asia), salah satu putri Haji Agus Salim, mengakui kebiasaan melucu dari sang ayah. Selain itu hal yang disenangi Bibsy dari Haji Agus Salim adalah kebiasaanya untuk memberikan kebebasan berkespresi kepada anak-anaknya. Kendati sebagian besar putra dan putri Haji Agus Salim tidak pernah mengeyam bangku sekolah formal, namun  itu tidak menjadikan mereka kuper. Bahkan sebaliknya, di bawah didikan langsung sang ayah mereka justru tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dan berpengetahuan terutama dalam penguasaan bahasa asing.


 “Patjee (panggilan akrab keluarga untuk Haji Agus Salim) tak pernah memerintahkan atau memaksa kami untuk belajar. Kalaupun ia ingin memberitahu sesuatu, pasti dilakukannya dalam suasana santai dan penuh jenaka,” ujar perempuan sepuh yang menguasai secara baik beberapa bahasa Inggris, Belanda dan Jepang tersebut.


Mantan diplomat sekaligus tokoh Masyumi Mohamad Roem, mengakui asyiknya belajar dari Haji Agus Salim. Berbeda dengan guru-guru pada umumnya, Haji Agus Salim selain jenaka juga selalu tak menampilkan dirinya sebagai seorang yang paling tahu. Materi pengajaran pun akan mengalir begitu saja laiknya momen obrolan biasa.


“Dia selalu tanamkan kemauan untuk mencari sendiri pengetahuan lebih lanjut,” ungkap Roem dalam Manusia dalam Kemelut Sejarah.


Ada kejadian lucu yang selalu dikenang oleh Roem dari Haji Agus Salim. Ketika tinggal di Tanah Tinggi, Jakarta, jalan menuju rumah Haji Agus Salim selalu becek jika turun hujan. Situasi tersebut tak jarang  menjadikan para pemuda pergerakan yang kerap mengunjungi rumah Haji Agus Salim harus turun dari sepeda dan mengangkatnya ke atas guna menghindari lumpur yang memenuhi ban sepeda.


Kondisi itu kadang menjadi bahan ejekan Haji Agus Salim jika para pemuda itu datang dalam kondisi sangat payah dan kotor karena harus menangani sepedanya. Dalam suatu pertemuan dengan Mohamad Roem dan kawan-kawan, Haji Agus Salim sempat melontarkan leluconnya tentang itu:


“Hari ini anda datang secara biasa. Kemarin peranan sepeda dan manusia terbalik: manusia justru yang ditunggangi sepeda.”


Bukan hanya orang Indonesia saja yang merasakan hal tersebut. Jeff Last, salah satu tokoh sosialis Belanda, termasuk manusia yang sangat mengagumi Haji Agus Salim. Jeff mengakui dari Haji Agus Salim bahwa ia mendapatkan penjelasan yang mengesankan tentang Islam.


“Dalam kebijaksanaannya yang riang, beliau telah berhasil menghilangkan prasangka-prasangka yang bukan-bukan mengenai Islam yang saya peroleh ketika menjadi murid HBS Kristen,” tulis Jeff Last dalam buku Seratus Tahun Haji Agus Salim.


Begitu kagumnya Jeff kepada Haji Agus Salim hingga seusai orang tua tersebut menyampaikan ceramahnya di depan anak-anak muda marxis Belanda di Kijkduin pada 1929, ia nekat mengajak Haji Agus Salim untuk mengunjungi rumahnya di Jalan Baarsjes. Tanpa diduga Haji Agus Salim menyambut baik ajakan Jeff itu.


Hanya dalam waktu semalam saja, Haji Agus Salim telah berhasil menarik hati seluruh keluarga Jeff. Haji Agus Salim dengan gayanya yang santai berbicara akrab dengan seluruh anggota keluarga Jeff dan bercanda dalam cerita-cerita jenaka dengan anak-anaknya Jeff.


“Dalam waktu satu jam, ia telah berhasil menarik hati anak-anak saya,” kenang Jeff.


Femke, salah satu putri Jeff sangat menyukai Haji Agus Salim. Begitu berkesannya Femke kepada Haji Agus Salim sampai dalam suatu kesempatan ia bertanya kepada ayahnya apakah Haji Agus Salim merupakan sinterklaas dari Indonesia?


Kedekatan jiwa Haji Agus Salim dengan anak-anak menjadikan ia mudah sekali mengajarkan apapun kepada putra-putrinya. Ketika Jeff mengungkapkan rasa herannya atas kefasihan Islam (nama salah satu putra Haji Agus Salim) dalam berbahasa Inggris, ia bertanya kepada Haji Agus Salim:


“Bagaimana mungkin anak itu menguasai bahasa Inggris begitu bagus tanpa bersekolah?”


Menjawab pertanyaan itu, dalam nada santai seperti biasa, Haji Agus Salim menyatakan kepada Jeff: “Apakah kamu pernah dengar tentang sebuah sekolah di mana kuda diajari meringkik? Kuda-kuda tua meringkik sebelum kami, dan anak-anak kuda tentunya akan ikut meringkik. Begitu pun saya meringkik dalam bahasa Inggris dan otomatis si Islam pun ikut meringkik juga dalam bahasa Inggris.”


Haji Agus Salim memang selalu istimewa di mata siapa pun. Uniknya, kendati dia seorang diplomat, sesepuh bangsa dan tentunya seorang yang sangat cerdas, tidak menjadikannya silau terhadap materi.  Sampai akhir hayatnya, mantan jurnalis itu tetap memilih kesederhanaan sebagai jalan hidupnya.*

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating

TULISAN LAINNYA

bg-gray.jpg

...

...

KEGIATAN

bottom of page