Perang Dunia I membuat Flu Spanyol menyebar dengan cepat. Pandemi ini juga turut mempercepat perang berakhir.

Di pusat pemerintahan Hindia Belanda, penyebaran virus Flu Spanyol cukup sulit dikendalikan. Penanganannya pun kerap tersendat.

Selama pandemi flu spanyol melanda Hindia Belanda, pemerintah kolonial membentuk sebuah gugus tugas yang bertujuan menanggulangi penyebaran virus di masyarakat.

Hanya dalam hitungan bulan, gelombang kedua Flu Spanyol yang lebih ganas merajalela di wilayah Hindia Belanda.

Tingginya angka kematian akibat Flu Spanyol membuat permintaan kain kafan dan peti mati sangat tinggi. Situasi itu menjadi permainan para pedagang nakal.

Ketika pandemi Flu Spanyol mewabah, banyak masyarakat melakukan berbagai ritual khusus yang dipercaya dapat menangkal persebaran virus. Ada yang berhasil, ada pula yang nihil.

Menjamurnya berita bohong tentang Flu Spanyol dimanfaatkan sejumlah orang untuk meraup keuntungan. Fenomena yang masih terjadi hingga kini.

Ketika pemerintah Hindia Belanda tak mampu menghadapi gelombang pandemi Flu Spanyol secara menyeluruh, para sinshe muncul sebagai penyelamat.

Beragam respons yang dilakukan orang Tionghoa di Indonesia ketika wabah menyerang. Dari mengarak toapekong hingga meracik ramuan obat tradisional.

Peletak dasar kerajaan bisnis properti keluarga Trump meninggal karena jadi korban pandemi.

Kemunculannya masih jadi perdebatan. Flu Spanyol memangsa jutaan orang di dunia termasuk Indonesia.