Pada periode kelima masa kepresidennya, Soeharto sudah berniat turun dari tampuk kekuasaan. Urung terjadi lantaran dikompori sejumlah politisi.

Selain membangun desa, tujuan ABRI Masuk Desa juga untuk mencegah ideologi ekstrem kanan dan kiri. Dikritik karena menjadi sarana memenangkan Golkar.

Rumah ini pernah dijadikan penjara tahanan politik 1965. Tempat penahanan, penyiksaan, dan pelecehan paling sadis.

Acara kesukaan Presiden Soeharto ini dituding propaganda pemerintah, tetapi dinilai membawa perubahan di pedesaan. Sempat dihidupkan kembali di tengah gempuran siaran hiburan.

Orde Baru merumuskan perempuan ideal dalam Panca Dharma Wanita. Perempuan dilihat dari siapa suami mereka. Muncul perlawanan dari kaum perempuan.

Salah satu kekuatan penggerak dalam gerakan mahasiswa menuju Reformasi 1998. Bubar setelah Soeharto lengser. �

Nyonya Sayidiman harus menelan pil pahit mendampingi suami yang terkena imbas rivalitas di antara para jenderal Orba. Terisisih lantaran intrik politik.

Pemerintah Orde Baru 21 kali menaikan harga BBM dan mewariskan kebijakan subsidi BBM.

Masyarakat mudik di tengah situasi masih sulit. Pesan politik Soeharto di hari Lebaran. Izin petasan memakan banyak korban.

Bermodalkan mimpi dan teori cincin api, pebisnis tambang Amerika bertualang ke Kalimantan. Melejitkan bisnisnya bekerjasama dengan putra penguasa.

Dalam tugasnya meng-Orba-kan kan Jawa Timur, panglima Brawijaya ini sampai diumpat anak-anak Korps Komando AL. Insiden itu hampir saja menyebabkan perang saudara.

Keterlibatan pemerintah dalam kepengurusan partai politik terjadi pada masa awal Orde Baru. Korbannya Partai Muslimin Indonesia (Parmusi).

Rezim Orde Baru terlibat kudeta ketua umum PPP dan PDI. Dua partai saingan Golkar ini digembosi dari dalam.

Salam nasional di masa awal Orde Baru menyisipkan slogan amanat penderitaan rakyat. Perlahan memudar setelah pemilu 1971 dan kemudian dilupakan.

Oligarki sejak masa kolonial hingga rezim Jokowi. Geger Reformasi 1998 sekadar membuatnya mati suri.