Aksi teror yang didalanginya tumpas oleh pasukan komando anti-teror TNI-AD pimpinan Sintong Panjaitan. Imam Imran kemudian hendak menargetkan Sintong sebagai sasaran pembunuhan.

Jadi tentara sejak 1945, wakil danjen korps baret merah ini pernah ditunjuk-tunjuk wajahnya oleh bawahannya yang emosi.

Sejumlah tokoh menjadi sasaran aksi teror Jamaah Imran. Mulai ulama dan menteri hingga seorang perwira pasukan elite Angkatan Darat.

Melakukan kealpaan saat berupaya menembakkan mortir dalam debut tempurnya, Sintong mesti berkilah pada anak buahnya agar tak kehilangan muka.

Tak mendapat perlawanan saat merebut RRI, Sintong Panjaitan mendapati laporannya ditolak Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Ternyata ada yang tak beres.