Kematian putrinya membuatnya banting stir menjadi pejuang. Reputasinya yang ikut mengantar kemerdekaan Belanda membuat namanya melegenda.

Ketika Belanda terlibat prahara dengan sebuah negeri kepulauan selama 335 tahun. Perangnya diakhiri dengan bertukar candaan.

Irawan Soejono turut melawan Nazi-Jerman di Belanda. Ia tewas ditembak saat menyelundupkan mesin cetak stensilan. Namanya diabadikan sebagai nama jalan.

Sang ayah jadi menteri pada kabinet Ratu Wilhelmina. Anak-anaknya melawan pendudukan Nazi di Belanda. Menyuarakan pembebasan Indonesia.

Memenuhi undangan Belanda untuk ramah-tamah, Diponegoro malah ditangkap. Perang Jawa pun berakhir.

Irawan Soejono was fighting alongside his comrades against Nazi. He was shot dead while smuggling a stencil printing machine.

Setelah tongkat pusaka Pangeran Diponegoro, Belanda pulangkan ribuan benda bersejarah Indonesia gegara museumnya pailit.

Pers Belanda memandang pembunuhan massal anggota PKI dan orang-orang yang diduga simpatisannya sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, bahkan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Belanda, negeri kecil banyak cerita. Dari Multatuli hingga orang-orang klayaban yang tidak bisa pulang ke Indonesia.

Pangeran Bernhard diam-diam menyokong aksi kudeta APRA Westerling. Suami ratu Belanda itu berambisi jadi raja muda di Hindia Belanda.

Selain riset asal-usul, repatriasi 472 benda bersejarah Indonesia juga melewati aneka proses politik hingga akhirnya bisa pulang “gratis ongkir”.

Pita Maha menggerakan seni dari Ubud yang kemudian mendunia. Ratusan benda yang direpatriasi punya cerita “agak laen”.

Delegasi Belanda dan Indonesia menyepakati pentingnya provenance research dalam repatriasi. Ke-472 koleksi yang dipulangkan bakal dipamerkan di tanah air.

Pemerintah Belanda dan Indonesia menandatangani serah terima pengembalian 472 artefak jarahan kolonial. Mulai dari Keris Klungkung hingga koleksi seni Pita Maha.

Lagi, pemerintah Belanda menyatakan kesiapannya mengembalikan 472 benda bersejarah Indonesia.